Selain membuat kertas daur ulang bersama guru, anak-anak membuat perencanaannya sendiri untuk menciptakan benda-benda bermanfaat dari barang bekas dan mainannya sendiri. Ada yang membuat perencanaan membuat celengan dari barang bekas, tempat pensil, dan membuat boneka sendiri. Prencanaannya dibuat dengan menggambar rancangan yang dilengkapi dengan keterangan bahan-bahan yang akan digunakan.
Salah satu perencanaan yang dibuat. Bahan-bahan yang ada dalam perencanaan awal kemudian bisa berubah jika barang bekas yang tersedia tidak memenuhi kebutuhan.
Gambar perencanaan di atas, dibuat oleh Alina. Ia ingin membuat tempat untuk menyimpan pensil dan gunting dari bahan kardus susu dan stik es krim. Untuk hiasan tempat pensilnya, Alina ingin membuat jalinan sedotan hingga membentuk bunga. Tetapi saat pemilihan bahan, ia tidak menemukan stik es krim sebanyak yang dibutuhkannya, Alina lalu mengubah rencananya. Ia tidak lagi menggunakan stik es krim untuk mewujudkan karyanya.
1. Alina membungkus kardus susu yang sudah dipotong dengan kertas koran, agar lebih mudah dicat.
2. Alina mewarnai kardus susu yang sudah terbungkus koran dengan cat ungu.
3. Alina membuat bunga dengan melipat sedotannya.
4. Setelah cat di kardus kering, bunga sedotan ditempelkan.
Tempat untuk menyimpan alat tulis dan gunting buatan Alina ;)
Selain tempat pensil Alina, ada juga Ucca yang menciptakan celengan dari bahan kardus. Ia pun membuat gambar perencanaannya sebelum memulai karya.
Perencanaan celengan kucing milik Ucca
Proses yang dilakukan untuk membuat celengan kurang lebih sama dengan yang dilakukan oleh Alina saat membuat tempat pensil. Namun Ucca membutuhkan usaha yang lebih banyak, karena karyanya membutuhkan bahan yang lebih banyak dan harus disatukan membentuk kucing.
Inilah hasil celengan kucing yang terbuat dari kardus susu (badan), tutup toples kue (kepala), kardus pasta gigi (kaki), dan tambahan bahan lainnya seperti benang wol, kertas krep, mata, serta plastik yang digunting.
Selain itu, ada pula anak yang ingin membuat bonekanya sendiri. Alasan yang dikemukakannya cukup bijak, "Aku bisa bikin mainan sendiri, jadi ga usah beli." Meira namanya, yang ingin membuat boneka anjing dengan lidah menjulur.
Gambar rancangan dan perencanaan bahan untuk membuat boneka.
Meira serius sekali menyelesaikan karyanya. Dan ia berulang kali bertanya, "Boleh ga boneka aku dibawa pulang sekarang?" ;)
Boneka anjing yang tampak samping, sehingga Meira hanya membuat kakinya 2 saja.
Mengajak anak-anak melakukan kegiatan berkarya dengan memanfaatkan barang bekas, ternyata mampu membuka pikiran mereka bahwa 'Mainan itu tidak harus baru dan beli'. Dan ternyata, muncul kebanggaan dari dalam diri mereka bahwa mereka mampu menciptakan sendiri barang yang dapat digunakan. Mengenalkan konsep yang cukup kompleks seperti 3R (reduce, reuse, recycle) ternyata bisa menjadi mudah dan bermakna untuk anak-anak.