Kegiatan di TKB, mengambil tema pertama ‘Aku
Sayang Teman’. Anak-anak diajak untuk belajar mengenal dirinya, kelebihan serta
kekurangan yang dimiliki diri serta teman-temannya agar dapat saling
berkolaborasi. Kegiatan bercerita untuk membuka cakrawala anak mengenai
kelebihan dan kekurangan diri salah satunya menggunakan buku ‘Modo Tak mau
Menari’. Buku ini bercerita tentang Modo yang berpura-pura sakit gigi ketika
semua temannya bermain dan menari bersama. Ternyata Modo tidak berkata jujur
bahwa sebenarnya dirinya tidak bisa menari. Lalu semua teman-teman Modo
membujuknya untuk mencoba menari, Modo ternyata tetap tidak bisa menari seperti
teman-teman lainnya. Dan akhirnya, Modo pun berkata jujur bahwa dirinya tidak
bisa menari dan takut jika teman-temannya tidak lagi mau bermain bersamanya.
Setelah Modo berkata jujur, teman-temannya lebih memahami Modo. Ternyata, Modo
lebih hebat saat bermain musik. Modo pun dapat berkolaborasi dengan
teman-temannya yang hebat saat menari.
Dalam cerita ini, anak-anak mengambil pelajaran bahwa setiap
orang pasti memiliki kemampuan serta ketidakmampuan yang berbeda. Namun hal
tersebut tidak harus dibuat menjadi sama. Mungkin, perbedaan inilah yang akan
membuat kolaborasi semakin menarik.
Lalu, anak-anak diajak merefleksikan diri dari cerita yang
sudah mereka simak. Apa saja kelebihan serta kekurangan mereka masing-masing.
Apa kekuatan mereka saat berkarya di sekolah. Anak-anak menuangkan pemikirannya
dalam sebuah gambar.
Cheryl dan Gea mengungkapkan bahwa
mereka hebat saat berkarya dalam bentuk lukisan. Mereka lebih merasa percaya
diri saat diajak untuk membuat karya dengan menggambar.
Aaliya yang mengatakan bahwa ia
memiliki kehebatan dalam berkarya dengan menggunakan media konstruktif block.
Selain mereka, ada juga anak-anak lain yang mengatakan bahwa
dirinya hebat saat membuat karya dengan menggunakan barang bekas, membuat karya
dengan melipat kertas, membuat bangunan dari permainan konstruktif, dan
sebagainya. Lalu kehebatan yang berbeda ini dikolaborasikan dalam bentuk karya
bersama. Anak-anak yang memiliki kehebatan berkarya dengan barang-barang bekas,
melipat kertas, dan melukis kemudian berkolaborasi membuat karya bersama dalam
ukuran yang cukup besar. Karya yang dibuat bertema tentang pertemanan sesuai
dengan tema di sekolah.
Jingga dan Auzriel menjadi model
lukisan dan tubuh mereka dicetak oleh teman-temannya di atas sebuah kertas
berukuran besar.
Teman-teman mencetak tubuh Jingga dan
Auzriel. Mereka pun menjaga agar tubuh serta pakaian Jingga dan Auzriel tidak
terkena coretan spidol.
Anak-anak saling mengungkapkan idenya untuk memperkaya hasil
karya bersama. Mereka memberi ide sesuai dengan minatnya dan saling bersinergi
hingga di akhir kegiatan berkarya. Setelah karya tuntas, mereka pun merefleksi
bersama mengenai perasaannya masing-masing. Dan mereka mengatakan bahwa
kegiatan berkarya bersama tentunya sangat menyenangkan, setiap individu
memiliki kesempatan untuk berkontribusi dan saling menghargai ide satu dengan
yang lainnya.
Hasil akhir karya yang dibuat
bersama-sama.
Jingga dan Auzriel yang tubuhnya
dicetak untuk membuat karya bersama.
Dalam membuat karya lukisan bersama ini, bahan-bahan yang digunakan
cukup sederhana, yaitu :
- Kertas karton berukuran besar (cukup besar untuk mencetak tubuh anak).
- 2 Berbagai barang bekas yang dapat dimanfaatkan, misalnya potongan kotak pasta gigi, tutup botol air mineral, berbagai potongan kertas bekas berwarna, potongan bentuk mulut atau mata dari majalah / katalog bekas.
- 3 Cat untuk mewarnai kulit beserta kuasnya.
- 4 Gunting dan lem yang cukup kuat.
Bagi anak-anak yang mengungkapkan kehebatan dirinya dalam
berkarya konstruktif, guru pun memfasilitasi mereka untuk menuangkan idenya.
Mereka pun harus saling berkolaborasi seperti teman-temannya yang berkarya
membuat lukisan dan kolase dalam ukuran yang besar. Anak-anak yang merasa
memiliki kehebatan saat berkarya dengan konstruktif, juga harus membuat karya
bersama dalam ukuran yang cukup besar. Mereka harus berbagi peran dalam
mengambil kepingan block dan
menyusunnya.
Anak-anak saling bekerja sama dan mendiskusikan mengenai
gerakan orang yang mereka buat dari permainan konstruktif. Dengan kemampuan
yang mereka miliki masing-masing, tiap kelompok anak menghasilkan berbagai
bentuk karya block yang unik. Alat
dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini dapat dikondisikan dengan
ketersediaan mainan yang ada di tiap sekolah. Alternatif alat main yang dapat
digunakan adalah :
- Block kayu bisa yang berukuran besar atau kecil.
- Lego, Gigo, Lassy, dan sebagainya.
- Kotak / kardus bekas dalam berbagai ukuran. Misalnya kardus susu, pasta gigi, biscuit, dan sebagainya.
Di akhir kegiatan bermain, anak-anak pun melakukan pembiasaan
bertanggung jawab merapikan kembali permainan yang telah digunakan. Bahkan
merapikannya hingga benar-benar tuntas.
Mengembangkan kegiatan bercerita karakter hingga dapat
diaplikasikan dalam kegiatan bermain anak-anak di sekolah sangat perlu
dilakukan. Sehingga kegiatan bercerita akan semakin bermakna bagi anak-anak
terutama anak usia dini. Melakukan kolaborasi dalam bermain dan berkarya
membuat cerita Modo yang memiliki kemampuan yang berbeda dengan teman-temannya
yang lain menjadi lebih bermakna. Bahwa perbedaan tidak perlu dibuat menjadi
sama, berbeda itu indah, dan dapat menciptakan kolaborasi yang apik.
No comments:
Post a Comment