22.4.12

Museum Runaway

Seperti biasanya akhir minggu yang panjang adalah waktu yang aku manfaatkan untuk pergi dari Bandung atau hanya untuk diam di rumah. Jalan-jalan di dalam kota Bandung sama artinya dengan bunuh diri secara perlahan. Dengan cuaca yang sulit diprediksi dan lalu-lintas Bandung yang sudah bisa dipastikan, Jakarta menjadi salah satu alasan tujuanku untuk kabur dari kepenatan saat long weekend tiba.


Akhir bulan Maret lalu, aku mengunjungi Jakarta. Kota yang hanya akan aku kunjungi jika terpaksa. Kali ini aku liburan di Jakarta saat long weekend. Tempat wisata semacam tempat permainan bukan menjadi minatku dan aku menerima ajakan untuk jalan-jalan menyusuri museum.Seperti pepatah entah siapa yang mengatakan bahwa bangsa yang maju adalah bangsa yang mencintai sejarahnya, aku mencoba belajar lagi tentang sejarah bangsaku sendiri yang jelas-jelas banyak yang tidak aku ketahui.


Museum Gajah atau Museum Nasional adalah tujuanku. Memang pengetahuanku yang kurang. Aku sempat berpikir museum itu isinya hanya gajah karena namanya Museum Gajah.




Kami bertiga, aku, adikku dan saudaraku yang tinggal di Jakarta, menyusuri semua bagian museum sedari pagi hingga menjelang waktu makan siang. Jika kita menyusuri semua bagian museum, kita membutuhkan waktu kira-kira 3 hingga 4 jam. Kini, dengan adanya gedung baru, penataan museum sudah terlihat semakin modern dan nyaman untuk berkeliling berlama-lama. Di museum ini, kita bisa belajar mengenai sejarah kehidupan bangsa Indonesia mulai dari kehidupan sosial, transportasi, tempat tinggal, pakaian dan perhiasan serta melihat berbagai patung dan arca para raja di jamannya.

Tempat tidur Dewi Sri






Foto di bagian museum gedung lama.

Salah satu sudut yang aku suka di museum ini adalah sudut patung dan arca. Ada aura mistis di sana. Kamera hp ku sempat mati tidak berfungsi hingga hp langsung mati tanpa sebab ketika aku berniat mengabadikannya.

Fotografer : Ananda Dianti







Fotografer : Ananda Dianti

Gedung museum yang baru terdiri dari 4 lantai dengan cerita sejarah yang berbeda di setiap lantainya. Salah satunya adalah sejarah mengenai transportasi di Indonesia. Aku sempat takjub, ternyata ada di suatu daerah yang memiliki 'alat' transportasi yang aku sebut dengan 'ojeg gendong'.

Ojeg gendong

Fotografer Ananda Dianti

Tidak semua bagian dari museum yang bisa diabadikan. Pada bagian cerita mengenai sejarah perhiasan emas, pengunjung museum dilarang keras mengambil gambarnya. Tapi, aku menemukan sudut yang bagus. Jendela. Dari sana, aku bisa melihat kota Jakarta dari atas. Melihat jalanan yang tidak seramai hari biasanya.

Jalanan Jakarta pukul 11 siang dari lantai 3 museum

Aku dan adikku jadi siluet di jendela museum
Fotografer : Ananda Dianti

Dari kunjunganku ke (hanya) satu museum di Jakarta, memunculkan ide untuk berkunjung lagi ke berbagai museum di tiap tempat yang (akan) aku kunjungi. Tujuan pertama adalah 5 museum di Bandung. Karena, 'Bangsa yang maju adalah bangsa yang mencintai sejarahnya.'

No comments: