11.7.13

"Mama, aku pegang ulat!"

Di sekolah GagasCeria, aku juga mengajar ekstrakurikuler Komunikasi Kreatif (Komkre). Di sini anak-anak belajar mengembangkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi melalui balutan tema yang menarik. Salah satunya adalah tema mengenai serangga dengan segala keunikkannya. 

Anak-anak diajak untuk melihat serangga secara langsung khususnya kupu-kupu di Taman Kupu-kupu Cihanjuang. Mereka melihat secara langsung sebagian proses metamorfosis kupu-kupu di sana. Selain itu, anak-anak memberanikan diri untuk memegang ulat, kepompong, dan juga kupu-kupu.Di sini, mereka belajar untuk mengajukan pertanyaan pada petugas yang membantu mengenai hal yang ingin mereka ketahui berkaitan dengan kupu-kupu, dan menceritakan kembali mengenai pengalaman yang paling berkesan bagi mereka ketika berada di Taman Kupu-kupu Cihanjuang.

Di Taman Kupu-kupu Cihanjuang, anak-anak mendapatkan penjelasan yang cukup detil mengenai kupu-kupu, jenis ulat, lamanya berada di dalam kepompong, daun yang menjadi makanan tiap jenis ulat, perbedaan kupu-kupu jantan dan betina, serta banyak hal lain yang mampu membuat takjub. Termasuk aku yang semakin kagum dengan serangga indah ini.



Kupu-kupu senang dengan warna yang cerah, maka anak-anak memakai topi warna-warni untuk memancing kupu-kupu datang.

Awalnya, anak-anak masih ragu untuk memegang ulat di telapak tangannya. Mereka hanya mengamati dari jauh.

 Saat aku mulai membuktikan ulatnya aman, mulai ada anak yang mengulurkan telapak tangannya, ingin mencoba.

Dan, berhasil! Anak-anak mulai berani memagang ulat di telapak tangannya.


Lihat ekspresinya! Mereka mulai berteriak geli saat ulat bergerak naik di tangan ;)

"Pak, kepompongnya boleh dipegang?"

Dan anak-anak mulai bergantian memegang kepompong yang bergelantungan di daun. Mereka pun berhati-hati, tidak memegang langsung kepompongnya agar tidak rusak.

Aiya memegang sepasang kupu-kupu yang sedang 'menikah' ;)

Anak-anak takjub dengan kupu-kupu yang masih dalam proses mengeringkan sayapnya setelah keluar dari kepompong.

Sepulangnya dari Taman Kupu-kupu, anak-anak dengan bangga mengatakan bahwa dirinya berani memegang ulat dan kupu-kupu. Bahkan saat dijemput pulang oleh orangtuanya, mereka berteriak, "Mama, aku pegang ulat!" dan mamanya terlihat meringis geli ;)

Hingga keesokan harinya mereka menyambutku dengan, "Bu, kemarin seru ya di Taman Kupu-kupu!" Pengalaman eksplorasi langsung memang membawa kesan yang mendalam buat anak-anak dalam proses belajarnya.

25.6.13

Reduce, Reuse, Recycle

Menjelang akhir tahun ajaran, anak-anak TKB GagasCeria belajar mengenai lingkungan. Mereka diajak untuk memanfaatkan kembali sampah-sampah organik dan anorganik menjadi barang-barang yang lebih berguna. Dari diskusi yang dilakukan di kelas, pemahaman mereka mengenai 3R mulai tampak. Anak-anak mengatakan akan mengurangi sampah dengan cara membawa kantong belanja sendiri dan membawa bekal minuman dari rumah. Menggunakan kertas bekas untuk membuat pesawat dan melipat kapal atau topi dari koran bekas, dan menciptakan barang baru dengan memanfaatkan barang-barang bekas.

Selain membuat kertas daur ulang bersama guru, anak-anak membuat perencanaannya sendiri untuk menciptakan benda-benda bermanfaat dari barang bekas dan mainannya sendiri. Ada yang membuat perencanaan membuat celengan dari barang bekas, tempat pensil, dan membuat boneka sendiri. Prencanaannya dibuat dengan menggambar rancangan yang dilengkapi dengan keterangan bahan-bahan yang akan digunakan.


Salah satu perencanaan yang dibuat. Bahan-bahan yang ada dalam perencanaan awal kemudian bisa berubah jika barang bekas yang tersedia tidak memenuhi kebutuhan.

Gambar perencanaan di atas, dibuat oleh Alina. Ia ingin membuat tempat untuk menyimpan pensil dan gunting dari bahan kardus susu dan stik es krim. Untuk hiasan tempat pensilnya, Alina ingin membuat jalinan sedotan hingga membentuk bunga. Tetapi saat pemilihan bahan, ia tidak menemukan stik es krim sebanyak yang dibutuhkannya, Alina lalu mengubah rencananya. Ia tidak lagi menggunakan stik es krim untuk mewujudkan karyanya.


1. Alina membungkus kardus susu yang sudah dipotong dengan kertas koran, agar lebih mudah dicat.
2. Alina mewarnai kardus susu yang sudah terbungkus koran dengan cat ungu.
3. Alina membuat bunga dengan melipat sedotannya.
4. Setelah cat di kardus kering, bunga sedotan ditempelkan.

Tempat untuk menyimpan alat tulis dan gunting buatan Alina ;)

Selain tempat pensil Alina, ada juga Ucca yang menciptakan celengan dari bahan kardus. Ia pun membuat gambar perencanaannya sebelum memulai karya.

 
Perencanaan celengan kucing milik Ucca

Proses yang dilakukan untuk membuat celengan kurang lebih sama dengan yang dilakukan oleh Alina saat membuat tempat pensil. Namun Ucca membutuhkan usaha yang lebih banyak, karena karyanya membutuhkan bahan yang lebih banyak dan harus disatukan membentuk kucing.


Inilah hasil celengan kucing yang terbuat dari kardus susu (badan), tutup toples kue (kepala), kardus pasta gigi (kaki), dan tambahan bahan lainnya seperti benang wol, kertas krep, mata, serta plastik yang digunting.

Selain itu, ada pula anak yang ingin membuat bonekanya sendiri. Alasan yang dikemukakannya cukup bijak, "Aku bisa bikin mainan sendiri, jadi ga usah beli." Meira namanya, yang ingin membuat boneka anjing dengan lidah menjulur.


Gambar rancangan dan perencanaan bahan untuk membuat boneka.

Meira serius sekali menyelesaikan karyanya. Dan ia berulang kali bertanya, "Boleh ga boneka aku dibawa pulang sekarang?" ;)

Boneka anjing yang tampak samping, sehingga Meira hanya membuat kakinya 2 saja.

Mengajak anak-anak melakukan kegiatan berkarya dengan memanfaatkan barang bekas, ternyata mampu membuka pikiran mereka bahwa 'Mainan itu tidak harus baru dan beli'. Dan ternyata, muncul kebanggaan dari dalam diri mereka bahwa mereka mampu menciptakan sendiri barang yang dapat digunakan. Mengenalkan konsep yang cukup kompleks seperti 3R (reduce, reuse, recycle) ternyata bisa menjadi mudah dan bermakna untuk anak-anak.


24.6.13

Lelang Karya

Masih ingat dengan karya berukuran besar ini ? Saat belajar menjadi pengusaha, anak-anak kelas Bulan juga ada yang terinspirasi menjadi desainer pakaian, menjahit, dan menjualnya. Lalu mereka membuat rancangan dalam ukuran besar, mengambil ide dari karya yang pernah dibuat sebelumnya. Karya ini kemudian menjadi salah satu karya yang akan dilelang untuk amal. Proses pembuatan karyanya cukup panjang, kira-kira memakan waktu hingga 10 hari untuk 2 buah karya besar.

Qsara dan Revan kemudian menjadi 'relawan' untuk dicetak tubuhnya oleh teman-temannya di atas kertas berukuran besar. Seluruh karya ini dikerjakan secara bergantian pada waktu jeda, waktu bermain, dan waktu pilihan yang ada pada kegiatan inti di kelas.


Qsara yang sedang dicetak tubuhnya di atas kertas.

Revan sedang dicetak.

Setelah dicetak, teman-teman lainnya membantu menambahkan detil bagian pada gambar. Kemudian mereka menggunting kertas dan kain perca warna-warni untuk ditempelkan sebagai pakaiannya.

Menambahkan detil gambar.


Menggunting kertas dan kain perca.


Menempelkan kertas dan kain perca sebagai pakaian.

Setelah pakaian selesai dibuat, anak-anak kemudian bergantian untuk mewarnai bagian lain dengan menggunakan cat. Guru membantu meracik cat untuk membuat warna kulit, untuk warna bagian lainnya dipilih oleh anak-anak sendiri.

Inilah hasil akhirnya setelah gambar digunting.

Aku sempatkan berfoto dengan gambar anak perempuan sebelum ditempelkan dan diberi frame.

Aku dan Ditha berfoto dengan hasil karya anak-anak yang telah dilengkapi dengan latar belakang, sebelum diberi frame dan dilelang.

Pada acara family day, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah lelang karya untuk amal. Seluruh hasil karya anak dijual pada orangtua dan untuk karya-karya berukuran besar dijual dengan cara lelang. Untuk karya dengan ukuran lebih kecil dibuka dengan harga Rp. 50.000,- salah satunya adalah karya Giant Pizza ini, ketiga pizza itu berhasil terjual Rp. 150.000,- dengan lelang. Gambar anak laki-laki terjual seharga Rp. 250.000,- sedangkan gambar anak perempuan terjual Rp. 550.000,-. Ada beberapa karya lainnya yang terjual hingga harga Rp. 1,5 juta! Ternyata, anak-anak juga mampu membuat mahakarya yang dinilai mahal.

Pada hari itu, seluruh karya anak berhasil meraih penjualan hingga nyaris Rp. 3 juta/kelas diitambah dengan hasil karya yang dilelang, semua hasilnya kemudian dibelanjakan buku anak dan alat tulis, kemudian diberikan pada PAUD yang membutuhkan.GagasCeria kali ini bekerja sama dengan LSM Kebukit yang membantu menghubungkan dengan PAUD-PAUD tersebut.

Terima kasih banyak para orangtua yang sudah membeli seluruh karya anak. Terima kasih sudah berbagi ;)



27.5.13

Cupcake Warna-Warni

Semester lalu, anak-anak kelas Bulan, Bintang, dan Bumi belajar menjadi pengusaha. Salah satunya menjadi pengusaha di bidang kuliner yang karyanya pernah aku tulis di sini. Pada akhir tema itu, anak-anak diajak secara langsung melihat proses pengusaha kuliner membuat produknya, mereka kemudian mendapatkan kesempatan untuk belajar di dapur Cizz Cake and Friends. Anak-anak boleh belajar membuat cheese cookies secara gratis. Senangnyaaaa.....

Anak-anak sibuk masak! Dengan dampingan kakak-kakak baker ;)

Kuenya mulai dipanggang...


Menghias cookies yang sudah matang

Salah satu cheese cookies buatan Vino

Karena anak-anak boleh belajar di sana dengan gratis dan mendapatkan kue juga, mereka kemudian bekerja sama membuat kenang-kenangan untuk pemilik toko Cizz. 60 anak masing-masing menggambarkan sebuah cupcake yang berwarna-warni, berpita, dan berkerlap-kerlip.

Beberapa gambar cupcake mungil buatan anak-anak kelas Bulan.

Ibu guru membantu menyusun cupcake seperti ada di cupcake tower...

Pose anak-anak sebelum cupcake berpindah tangan ;)






26.5.13

Elmuloka : Anak-anak pun Punya Perpustakaan


Perpustakaan adalah investasi masa depan. Seperti halnya dengan anak-anak yang menjadi masa depan dari generasi yang ada sekarang. Berangkat dari pemahaman tersebut, sekolah GagasCeria membangun perpustakaan yang diresmikan pada tanggal 15 Agustus 2007. Kegiatan 'charity for books' mengawali terbentuknya perpustakaan yang kemudian diberi nama Elmuloka yang berarti tempatnya ilmu. Perpustakaan ini kemudian telah mendapatkan ijin dari Dinas Pendidikan Kota Bandung sebagai Taman Bacaan Masyarakat (TBM) pada tahun 2012.

Elmuloka adalah perpustakaan PAUD yang diperuntukkan bagi anak-anak, guru, dan juga orangtua. Sebagian besar koleksi bukunya memang buku-buku untuk anak dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan beberapa bahasa asing lainnya dengan berbagai kategori. Elmuloka yang berada di lingkungan sekolah playgroup, taman kanak-kanak, dan SD GagasCeria ini juga menyediakan buku-buku pendidikan bagi guru anak usia dini serta buku-buku parenting bagi orangtua yang memiliki anak usia dini hingga remaja yang jumlahnya melebihi 10.000 buku. Tapi jangan salah, ada juga sudut untuk novel-novel anak dan juga dewasa. Selain itu, Elmuloka juga memiliki koleksi film pendidikan yang jumlahnya melebihi 400 judul.

Tempatnya yang cukup luas dan nyaman, membuat betah untuk berlama-lama 'mojok' untuk membaca buku. Ingin mencari inspirasi untuk bermain dan berkegiatan dengan anak-anak, Elmuloka cukup banyak memberi fasilitas dengan buku-bukunya yang beragam.Elmuloka juga membuka keanggotaannya untuk masyarakat umum, tidak terbatas warga sekolah GagasCeria saja. Jika warga GagasCeria tidak dipungut bayaran untuk menikmati fasilitasnya, maka masyarakat umum bisa membayar Rp. 25.000,- saja per kartu anggotanya. Jika kartu sudah penuh terisi, bisa merefillnya dengan Rp. 15.000,- saja.

Elmuloka juga kerap mengadakan berbagai acara yang berkaitan dengan buku. Misalnya kegiatan Charity for Books yang merupakan kegiatan pengumpulan dana untuk menambah koleksi buku bagi anak-anak dan juga dewasa, Sister school yang mengajak sekolah-sekolah lain datang berkunjung untuk membaca buku dan melakukan kegiatan bercerita, Workshop, Hari buku, lomba Reading Wall, dan berbagai kegiatan menarik lainnya.

Salah satu sisi rak buku anak-anak

Tempat 'mojok' guru dan orangtua

Fasilitas untuk menonton film tentang pendidikan

Ruangan perpustakaan yang luas

Tempat anak-anak biasa 'mojok' untuk membaca

Ingin menjadi anggota dan bagian dari Elmuloka? Silakan hubungi ibu Karin

Tertarik menjadi anggota? Silakan hubungi ibu Karin di perpustakaan Elmuloka, GagasCeria Innovative Education jl. Malabar 61 Bandung 40262 atau bisa telpon ke 022-7303086 ext. 25

Selamat membaca dan membuka cakrawala bersama Elmuloka ;)

2.5.13

Warna-Warni DecorativeJI

Di jaman yang serba sibuk seperti sekarang ini, teknologi semakin memberikan berbagai kemudahan. Sekarang aku semakin saja takjub dengan segala hal yang dapat dilakukan secara online dalam genggaman, bahkan ketika aku dengan sibuknya mencari referensi cat yang berkualitas baik untuk digunakan di tempatku bekerja. Aku sudah kenal dengan Jotun cukup lama, beberapa bangunan terkenal di dunia mempercayakan keindahannya pada Jotun. Ya, aku tahu itu. Tapi saat itu, aku terlalu malas untuk mendapatkan informasi lebih mengenai warna-warninya yang awalnya kupikir hanya ada satu cara dengan membolak-balik katalog warna. Saat menemukan DecorativeJI, semakin saja aku mendapatkan kemudahan mendapatkan informasi produk Jotun dan juga berbagai cara menarik yang berkaitan dengan warna-warni bangunan. Dan aku tetiba menjadi perancang interior dadakan dengan memainkan warna-warni pada aplikasi tersebut.

DecorativeJI adalah sebuah aplikasi smartphone yang mendukung para pengguna Blackberry, Android, serta IOS untuk mendapatkan informasi seputar produk, membantu memudahkan padu padan warna sebelum memilih dan memutuskan menggunakan produknya. Bahkan DecorativeJI menyediakan permainan mencocokkan warna yang menarik bertitel ColourPop. DecorativeJI menampilkan beberapa pengetahuan mengenai Feng Shui serta eksterior interior bangunan yang dirangkum dalam Question & Answer dan beberapa artikel.

Dari semua hal yang disajikan oleh aplikasi ini, aku paling suka dengan 'Let's Colour' dan game ColourPop. Let's Colour mengajak kita untuk dapat memadupadankan warna dindin ruangan di tiap ruangan dengan menampilkan foto-foto ruangan yang sangat cantik. Foto-foto ini memberi banyak inspirasi juga jika kita akan menata ulang perabotan dan tentunya memberi ide warna-warni ruangan yang baru.

Penasaran dengan DecorativeJI? Coba diunduh aplikasinya di PlayStore dan langsung saja cari DecorativeJI. Dan rasakan pengalaman menjadi perancang interior dadakan :)